Oh! Dasar témpé! Mana kedelai?

Ilsutrasi: balada tempe dan kedelai — © AR/Beritagar

Entahlah berapa konsumsi tempe per mulut di Indonesia, nyatanya bahan baku kedelai selalu menjadi masalah, lalu ujung-ujungnya tahu dan tempe naik harga, lantas sejumlah produsen mogok bikin. Bagaimana kalau Indonesia menanam sendiri? Lihat ilustrasi.

Begitu akrabnya orang Indonesia dengan tempe sehingga bahasa Jawa mengenal parikan "ésuk dhelé, soré témpé", dan penyanyi Minang Oslan Husein (1931-1972) mendendangkan Tahu Tempe.

Pada 2005, harga per kilogram kedelai lokal Rp4.881 dan kedelai impor Rp2.159 (bea masuk 10%). Lalu naik terus, tahun 2012 harganya Rp8.095 (lokal) dan Rp8.353 (impor, bea masuk 5%). Selama Januari-Agustus 2013 harga kedelai lokal Rp9.365 dan impor Rp9.452.

    Komentar

    Naiknya kok bisa spartan gitu ya... duh gusti...

    Hmmm.. Enaknya nanam kedelai di mana, ya..? Di luar Jawa masih banyak yang kosong, kan..?

    x
    x