Plus minus SBY ngetwit

Perdebatan kecil terjadi di luar forum antara para pelaku media sosial yang diundang presiden SBY di istana Cipanas 11/4/2013. Beberapa orang secara pribadi berpendapat SBY tak perlu aktif di Twitter. Alasannya, untuk memantau percakapan di Twitter, tak perlu dengan bikin akun. Cukup pasang tools yang bisa menjaring semua percakapan dengan kata kunci yang dikehendaki. Secara kuantitatif maupun kualitatif, sampai dengan tone percakapan bisa diketahui. Lagi pula, resiko dicaci maki di lini masa tak bisa dihindari.

Sedang yang lain beda pendapat. Cara paling tepat memahami atmosfer media sosial, ya, masuk bikin akun dan menerima semua resikonya. Dengan aktif di media sosial, citra SBY akan semakin baik, atau sebaliknya. Tapi paling tidak, SBY akan dinilai memahami perubahan paradigma sosial dan menjadi figur yang menerima keterbukaan dan transparansi informasi.

Apapun perdebatannya, SBY sudah memutuskan untuk aktif di Twitter melalui akun . Masuk di media sosial pada 1,5 tahun di akhir masa jabatan presiden, setidaknya SBY akan meninggalkan paradigma baru. Siapapun presiden yang menggantikan SBY, akan dituntut –setidaknya oleh netizen—untuk punya akun di media sosial, dan ikut aktif dalam keterbukaan informasi. Bila tidak punya akun di media sosial, maka akan dinilai setback.

    x
    x