Awal kelahiran film berwarna Indonesia
Totot Indrarto

Pelopor industri film Indonesia, Djamaludin Malik, merupakan orang yang paling berjasa mendorong kelahiran film berwarna di Indonesia. Persari, perusahaan miliknya, bersama dengan LVN Pictures, Filipina, membuat film berwarna pertama, Rodrigo de Villa (Gregorio Fernandez & Rempo Urip), pada 1952. Film dengan latar cerita Spanyol abad pertengahan itu diproduksi di Studio LVN, Manila, dan dibintangi oleh para pemain dari Indonesia
Demikian pula dengan produksi Persari pada tahun berikutnya, Leilani/Tabu (Rempo Urip, 1953). Lantaran biaya sangat mahal dan Indonesia belum menguasai teknologinya, baru sembilan tahun berselang muncul film berwarna lagi, Holiday in Bali (Misbach Jusa Biran & Tonny Cayado, 1962). Film ini mengisahkan percintaan beda bangsa dalam bahasa Indonesia, Tagalog, dan Inggris. Persari berkolaborasi dengan perusahaan Filipina lain, Sampaguita Pictures, memproduksinya dengan anggaran Rp44 juta dan melakukan syuting di Manila, Jawa Tengah, dan Bali.
Setelah itu produksi film berwarna mandeg lagi. Film berwarna di Indonesia baru marak kembali mulai akhir 1967.