Sumpah Pemuda: kalau tanpa sumpah bagaimana?

Hari Sumpah Pemuda 2013 — © ARi Bowo Sucipto/Ant

Isi sejarah sering berisi keragaman versi. Untuk Sumpah Pemuda, seperti kata sejarawan J.J. Rizal (2012), deklarasi Kongres Pemuda II (1928) itu tak berjudul "Sumpah Pemuda". Adapun kata "satu" dalam penegasan komitmen, dalam versi aslinya tak ada. Tugas sejarawan memang meluruskan pemaparan fakta. Lihat ilustrasi.

Dengan atau tanpa kata "sumpah" maupun "satu", kata "kami" dan "mengaku" oleh banyak orang ditafsirkan sebagai tekad bersama. Akan tetapi ada juga yang berpendapat lain, misalnya Gema Pembebasan di Facebook (25/10/2013): .

Dulu Kongres Pemuda diikuti pelbagai kelompok pemuda dari aneka latar belakang, dari kedaerahan (Sumatera, Sulawesi, Jawa, dst) sampai keagamaan (misalnya Islam). Enam tahun kemudian (1934), A.R. Baswedan, tokoh peranakan Arab (kakek dari cendekiawan Anis Baswedan) mendeklarasikan komitmen pemuda kaumnya: Indonesia adalah tanah air mereka.

>>Terkait:

  • Para pemuda ini "bersumpah" untuk terus bermain
  • Lebih dari 36 ribu kicauan ramaikan #SumpahPemuda
  • [Foto] Rupa-rupa aksi memperingati Hari Sumpah Pemuda
    x
    x