Nelayan berkurang, dengan atau tanpa solar
Antyo R.

Jaring itu teronggok. Pemberatnya menyerupai mata dan mata hampa. Jaring masih di darat, tapi sekali lompat penebarnya sudah bisa sampai laut tanpa melaut. Di garis jumpa laut dan darat perahu tetap bersandar. Karena tiada solar. Tak ada yang menjual minyak penggerak mesin.
Di Pelabuhan Belawan, Medan, Sumut, kemarin siang (25/4/2013), nelayan tetap di darat; bukan karena rehat setelah semalaman menjala ikan. Tak bisa melaut. Tak ada ikan. Tak ada penghasilan. Mungkin tak ada makanan kecuali berutang. Perahu milik tauke, nelayan hanya punya tenaga — dan harapan. Anggap saja lautan untuk perahu asing legal maupun ilegal.
Sudah 19 malam Hari Nelayan Nasional berlalu. Pernah tercanangkan visi Kementerian Kelautan dan Perikanan: pada 2015 Indonesia menjadi penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar. Lalu terngiang nyanyian lama: nenek moyangku orang pelaut. Nenek moyang, itu dunia silam. Kini? Setiap tahun negeri bahari yang 75% wilayahnya berupa laut ini kehilangan 31.000 nelayan.