Parpol senang bila Pileg dan Pilpres disatukan

Semua orang paham ongkos demokrasi di Indonesia sangat mahal. Pemilu Legislatif dan Presiden 2009 lalu, menghabiskan anggaran sekitar Rp 13,5 triliun. Pemisahan waktu pelaksanaan antara Pilleg (pemilihan legislatif) dan Pilpres (pemilihan presiden) menjadi salah satu sebab besarnya biaya. Bila Pileg dan Pilpres 2014 bisa dilaksanakan berbarengan, setidaknya biaya bisa dihemat setenghnya. Itulah yang tengah dikaji Kementerian Dalam Negeri.
Namun kendati bisa menghemat biaya, penyatuan pemilu secara politis banyak yang mesti disesuaikan. Partai pengusung capres misalnya, tak bisa lagi menggunakan ketentuan electoral threshold pemilu sebelumnya. Artinya semua partai yang lolos verifikasi KPU berhak mengusung capres? Bila itu yang terjadi, bisa diduga isu transaksional kandidat capres "membeli" kendaraan politik untuk menuju RI 1 akan marak. Bayangkan saja, setidaknya saat ini ada 10 "kendaraan" yang siap diisi penumpang.