Rachmawati Gugat. Soekarno bukan pengkhianat
Antyo R.

Soekarno bukan pengkhianat. Itu yang diperjuangkan Rachmawati Soekarnoputri (63), Senin (25/3/2013), melalui uji materi ke Mahkamah Konsitusi, Jakarta. Duduk di atas kursi roda, putri Proklamator Soekarno itu mempersoalkan pasal Tap MPR 1/2003, pasal 6, ayat 30.
Ayat Tap MPR itu menetapkan Tap MPRS 33/1967 (yang mencopot kekuasaan Soekarno) tak berlaku lagi karena sudah dilaksanakan dan final. Yang dimaksud final adalah penyelesaian hukum Soekarno. Dalam pertimbangan Tap MPRS 33/1967 disebutkan Soekarno menempuh kebijakan yang menguntungkan G30S/PKI dan melindungi tokoh-tokohnya.
Bagi Rachmawati, final hukum berarti Soekarno dinyatakan bersalah. Nyatanya, ayahandanya, yang presiden pertama Indonesia, tak pernah diadili, bahkan menjadi tahanan politik. Kalaupun Soekarno pengkhianat, bagaimana mungkin mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Tap MPR 1/2003 keluar saat Megawati Soekarnoputri, kakaknya Rachmawati, menjadi presiden (2001-2004).