Sutradara Indonesia yang pertama
Totot Indrarto

Orang Indonesia pertama yang menjadi sutradara film adalah Bachtiar Effendy. Melawan kehendak orangtua yang menginginkannya menjadi sarjana hukum, ia bergabung dengan Tan’s Film milik Tan Koen Yauw sebagai pekerja kasar, yaitu pembantu bagian dekor. Pada 1930 ia mulai bermain dalam dua film Lie Tek Swie, Si Ronda dan Melatie van Agam. Di film kedua ia merangkap sebagai Pembantu Sutradara.
Ketika Tan’s Film mulai membuat film bersuara, Njai Dasima (1932), Bachtiar dipercaya menjadi sutradara sekaligus penulis skenario. Tapi sesudah itu ia beralih ke dunia pers, memimpin majalah Doenia Film. Mulai 1936, ia masuk kelompok Sandiwara Dardanella, mendirikan Bollero, menetap di Malaka, dan bekerja untuk perusahaan Singapura Christy Film.
Kembali ke Indonesia pada 1950 dan menyutradarai tiga film untuk PFN (Perusahaan Film Nasional), lantas menjadi Atase Pers Kedubes RI di Italia, sampai kemudian bergabung dengan pemberontakan PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia). Di tahun 1970-an ia adalah pria tua berkacamata dalam iklan televisi obat batuk Konidin yang berucap, “Percayalah!”