Film berwarna pertama buatan Indonesia
Totot Indrarto


Dua dari delapan film Indonesia pada 1968 sudah berwarna. Di tahun berikutnya, tinggal dua dari delapan film yang masih hitam-putih. Mulai 1970, barulah film berwarna menjadi standar semua film Indonesia. Perkembangan tersebut diawali oleh film Sembilan (Wim Umboh, 1967), yang seluruhnya dibuat oleh tenaga Indonesia, kecuali proses laboratoriumnya di Tokyo, Jepang.
Film berbiaya sangat mahal itu diproduksi Aries Film milik Wim dan Any Mambo, ibu dari aktris dan penyanyi grup Baby Dolls, Gaby Mambo. Ketika itu Djamaludin Malik, pelopor film berwarna di Indonesia dengan “meminjam” keahlian dan teknologi dari Filipina sejak 1952, sudah tidak aktif berproduksi lagi.
Film Sembilan diputar di Bali Room Hotel, Jakarta, pada akhir Agustus 1968, dan salah satu pemainnya, Teguh Karya, menggunakan kesempatan itu untuk memperkenalkan Teater Populer yang dibentuknya dan berikutnya mangkal di sana. Dalam penampilan perdananya itu, 12 anggota Teater Populer menampilkan “gerak dramatik” berdurasi 20 menit yang diilhami oleh kisah film Sembilan. Namun Teater Populer menggunakan judul Tjahaja untuk Pahlawan.